ArkieArkie

Jumat, 28 Juni 2013

Washi Ningyo (3D)

Selain terkenal dengan baju tradisional mereka (wafuku), Jepang memiliki kesenian berupa kerajinan tangan berbentuk boneka orang Jepang yang mengenakan kimono bernama washi ningyo. Dalam artikel ini saya ingin menjelaskan cara / step dalam membuat sebuah washi ningyo (3D).
Berikut ini merupakan bahan yang harus disiapkan:
·         kertas washi jepang
·         kertas krep hitam
·         kertas origami polos
·         cardboard
·         standing kayu boneka
·         bola styrofoam
·         tusuk sate
·         cat putih
·         kawat
·         gunting
·         lem
1.       Pertama-tama ambil bola styrofoam dan pasang ke standing kayu untuk menjadikannya kepala washi. Lalu tempelkan cardboard pada sekeliling tubuh dari boneka. Kemudian ambil kertas krep yang sudah dipotong sesuai dengan bentuk poni serta rambut washi, lalu tempelkan hingga membentuk rambut seperti di gambar.



2.    Gunting kertas washi menjadi persegi panjang seperti di gambar, lalu pasang melipat pada leher boneka. Kemudian gunting kertas washi seperti pada gambar untuk membuat kimononya.





3.    Pasangkan kertas washi tadi ke seluruh badan boneka. Lalu lipat sedikit pada bagian bawahnya. Kemudian pasang kertas origami yang sudah digunting memanjang untuk membuat obinya. Buat lipatan yang cantik pada bagian belakang obi.

4.      Untuk hiasannya, buatlah sebuah bunga bouquet dari sisa kertas washi.


5.     Jika sudah, maka washi ningyo (3D) pun selesai! Siap untuk ditaruh untuk menghias meja belajar di kamar.
Sumber:
http://wendysorigami.wordpress.com/2012/06/22/washi-ningyo-doll/







Kodomo no Uta (Momotaro)

Meskipun bukan orang Jepang dan tidak tinggal di negara Jepang, kita tentunya sering mendengar legenda Momotaro bukan? Momotaro merupakan seorang anak yang lahir dari buah persik yang ditemukan oleh kakek dan nenek. Momotaro tumbuh menjadi anak yang kuat dan mampu mengalahkan oni. Di Jepang, kisah Momotaro sudah sangat dikenal. Bahkan dari kisah Momotaro tersebut, dibuatlah sebuah lagu bertajuk ‘Momotaro no Uta’ atau nyanyian Momotaro. Berikut merupakan lagu Momotaro no Uta:

Momo-taro-san, Momo-taro-san,
o-koshi ni tsuketa kibidango,
hitotsu watashi ni kudasai na.

Yari-masho. Yari-masho.
Kore kara oni no seibatsu ni
tsuite iku nara, yari-masho.

Iki-masho. Iki-masho.
Anata ni tsuite doko made mo,
kerai ni natte iki-masho.

Sorya susume! Sorya susume!
Ichido ni semete seme yaburi,
tsubushite shimae, onigashima.

Omoshiroi. Omoshiroi.
Nokorazu oni o semefusete
bundorimono o enyaraya.

Banbanzai. Banbanzai.
O-tomo no inu ya saru kiji wa,

isande kuruma o enyaraya.



Sumber:


Jenis-Jenis Sushi

Jepang adalah negara yang kaya akan kulinernya. Berbagai macam jenis masakan sudah familiar di telinga kita seperti ramen, udon, takoyaki, kare, dan masih banyak lagi yang lainnya. Salah satu yang paling terkenal adalah sushi. Siapa yang tidak tahu makanan khas Jepang yang satu ini? Bentuknya mungil dan rasanya sangat enak di lidah. Penyajiannya sering ditemani oleh soyu (kecap asin Jepang) dan wasabi (semacam sambal Jepang). Berikut ini akan saya jelaskan beberapa jenis sushi yang terkenal yang sering kita jumpai di restoran Jepang di Indonesia.
1.       Nigiri Sushi
Sushi ini berbentuk bola kecil dengan toping berupa ikan di atasnya. Terdapat berbagai macam jenis dalam nigirisushi. Umumnya ada tuna, udang, cumi-cumi, belut, gurita, dan telur.

2.       Norimaki Sushi
Sushi beras dan makanan laut, dan lain-lain yang digulung dalam lembaran rumput laut (nori). Ada berbagai macam jenis untuk norimaki sushi seperti gulungan sushi yang berbeda dalam bahan dan juga ketebalan.

3.       Temaki Sushi
Temaki sushi memiliki arti gulungan tangan. Sushi ini merupakan sushi berbentuk kerucut yang dibuat dari rumput laut (nori) yang diisi dengan nasi sushi, makanan laut, dan sayuran.

4.       Oshizushi Sushi
Oshizushi merupakan sebuah jenis sushi yang unik dimana ikan ditekan ke nasi sushi di dalam sebuah kotak kayu. Berbentuk ekiben (kotak makan suang stasiun kereta api).

5.       Inari Sushi
Inari sushi adalah sushi yang sangat sederhana, murah, dimana nasi sushi diisi ke dalam aburaage (tahu goreng).

6.       Chirashi Sushi

Chirashi sushi adalah sebuah hidangan sushi dimana makanan laut, jamur, dan sayuran disebar di atas nasi sushi. Penyajiannya persis donburi dengan perbedaan bahwa chrashi sushi nasi sushi sedangkan donburi menggunakan beras tanpa dicampurkan bumbu.
Sumber:
Buku: Shultz, Marc. (2007). The Sushi Book, California: Things Asian Press







Sejarah Chanoyu



Upacara minum teh atau biasa disebut chanoyu, merupakan sebuah tradisi turun temurun bagi masyarakat Jepang. Tradisi upacara minum teh sudah dikenal oleh masyarakat Jepang pada abad ke-9 yang dibawa oleh biksu Jepang Eisu yang pada saat itu datang dari China. Pada awalnya di China, upacara ini dilakukan hanya untuk keperluan medis atau dapat dikatakan merupakan upacara meracik teh untuk pengobatan. Dalam upacara ini, teh disiapkan oleh seorang ahli khusus dan disajikan untuk sekelompok kecil orang, dengan tata cara tertentu. Istilah chanoyu sendiri bisa juga disebut chadou atau sadou.
Arti kata chanoyu sendiri sebenarnya adalah “air panas untuk teh”. Tetapi seiring perkembangannya, chanoyu berkembang lebih luas menjadi upacara minum teh dalam tradisi Jepang, Pada sekitar abad 12, jenis teh bernama matcha, diperkenalkan oleh Eisai. Teh hijau dalam bentuk bubuk ini awalnya digunakan untuk ritual keagamaan di biara Budha Zen. Matcha berasal dari tanaman yang serupa dengan teh hitam, namun tidak difermentasi, melainkan digiling gingga berbentuk tepung. Pada abad 16 tradisi minum teh telah menyebar ke seluruh golongan masyaraakat di Jepang.



 
Menuruti tradisi Jepang, chanoyu biasanya diadakan pada sebuah ruang yang disebut chashitsu yang berarti ruangan teh . Terdapat 2 jenis chasitsu, yaitu sebuah bangunan tersendiri yang terdiri dari beberapa ruang atau ruangan yang berada dalam suatu bangunan namun dikhususkan untuk upacara minum teh. Dalam tradisi upacara ini, teh disajikan dalam guci atau poci yang terbuat dari tanah liat. Khusus bagian dalam wadah ini tidak boleh dicuci, apalagi disentuh dengan sabun. Aroma sabun akan mempengaruhi aroma teh. Selain itu endapan teh di dalam wadah, akan menambah harum teh yang baru dicelupkan. Dan kenikmatan akan bertambah lagi apabila diminum dengan menggunakan cawan atau mangkuk atau cangkir yang terbuat dari keramik.

Sumber:  
Web: 
http://nihongo-benkyoushimasu.blogspot.com/p/kebudayaa.html
http://tetsugatenzzo.blogspot.com/2012/10/upacara-minum-teh-jepang-chanoyu.html 
Buku: Varley, Paul. (1989). Tea in Japan. Hawaii


Kimono beserta Jenisnya



Jika kita bicara tentang Jepang, terdapat berbagai budaya yang sangat erat dan sulit untuk dilepaskan dari negara Jepang, salah satunya wafuku atau pakaian Jepang, yang dalam hal ini kita menyebutnya sebagai kimono. Kimono merupakan pakaian tradisional Jepang dengan berbagai ornament atau corak khas Jepang yang dibalut dengan obi. Menurut jenisnya, kimono memiliki banyak macam dan variasi. Berikut ini merupakan jenis-jenis kimono yang digunakan di Jepang.
Furisode merupakan kimono yang bersifat formal yang digunakan oleh wanita muda yang belum menikah. Ciri khas dari furisode adalah adanya celah di bagian ketiak yang berbentuk kantong tidak berjahit atau disebut tamato. Selain itu, warnanya cenderung cerah dengan motif bunga, musim, hewan atau burung. Biasanya furisode hanya digunakan untuk menghadiri acara resmi atau formal seperti pesta pernikahan, omiai, dan juga seijin shiki. Dalam penggunaannya, furisode dapat digunakan sebagai baju pengantin wanita. Furisode untuk pakaian pengantin memiliki sedikit perbedaan dibandingkan furisode yang biasanya dengan warnanya yang lebih cerah.

Tomesode adalah jenis kimono paling formal yang digunakan oleh wanita yang telah menikah. Tomesode terdiri atas kurotamesode dan irotomesode. Kurotomesode dipakai sebagai pakaian formal untuk acara pernikahan, pesta, dan upacara resmi.  Untuk irotomesode, biasanya digunakan di pesta atau acara pernikahan di istana, karena kurotomesode yang berwarna hitam identik dengan warna duka.
 
 Selain itu terdapat homongi yaitu kimono formal yang dapat digunakan baik oleh wanita yang sudah menikah atau belum menikah. Hanya satu tingkat dibawah irotamesode dari segi formalitas. Homongi dipakai sewaktu diundang ke pesta pernikahan yang bukan diadakan sanak keluarga, upacara minum teh, merayakan tahun baru, dan pesta-pesta. Ciri khas homongi disebut eba yakni corak kain yang saling bertemu di perpotongan kain (bagian jahitan kimono).
 Tsukesage merupakan kimono semiformal untuk wanita yang sudah atau belum menikah. Kedudukan tsukesage hanya setingkat dibawah homongi. Tsukesage dikenakan untuk menghadiri upacara minum teh yang tidak begitu resmi, pesta pernikahan, pesta resmi, atau merayakan tahun baru.
Komon adalah kimono santai untuk wanita yang sudah atau belum menikah. Ciri khas kimono jenis ini adalah motif yang sederhana dan berukuran kecil-kecil yang berulang. Dikenakan untuk menghadiri pestareuni, makan malam, bertemu dengan teman-teman, atau menonton pertunjukan di gedung.

Sumber:  

Sejarah Berkembangnya Manga



            Jepang merupakan negara yang kaya akan budaya pop modernnya. Salah satu yang sangat familiar di Indonesia adalah manga atau komik Jepang. Berbagai judul manga telah diterbitkan oleh berbagai macam penerbit dan dikonsumsi oleh kalangan anak-anak hingga usia dewasa. Dibalik kesuksesan manga di Indonesia dan bahkan di dunia, terdapat sejarah bagaimana muncul dan berkembangnya manga itu sendiri. Seperti yang disebutkan bahwa manga berasal dari Jepang dan dibuat pertama kali pada abad ke-18
            Manga pertama kali diketahui dibuat pada tahun 1771 oleh Suzuki Kankei berjudul Mankaku Zuihitsu. Ada pula yang menyebutkan bahwa manga pertama kali dibuat pada abad ke-12. Meskipun manga dibuat pertama kali pada masa yang sangat jauh dengan masa modern seperti saat ini, faktanya perkembangan manga dipicu oleh berkembangnya komik Amerika yang terlebih dahulu diterbitkan dan diperjualbelikan. Komik Amerika seperti Disney dan lainnya menarik seniman di Jepang membuat komik dengan gaya mereka sendiri. Salah satu tokoh yang berperan dalam perkembangan manga modern adalah Osamu Tezuka. Karyanya yang fenomenal yaitu Astro Boy membuatnya menjadi seorang yang sangat berjasa dalam perkembangan manga hingga ia dijuluki “bapak manga”. Dipercaya bahwa ciri khas dalam manga berupa “mata besar” merupakan ciri yang dipopulerkan oleh Osamu Tezuka. Hingga saat ini ciri khas “mata besar” yang dimiliki oleh manga masih digunakan oleh mangaka (pembuat manga) sampai saat ini.
            Manga saat ini dibagi ke dalam berbagai golongan atau genre, salah satunya shounen. Manga shounen merupakan manga yang dikhususkan bagi anak lelaki, biasanya lebih ke genre adventure, fantasy dan action. Ditargetkan untuk anak laki-laki kisaran usia 8 sampai 18 tahun. Selain itu terdapat manga shoujo yaitu manga yang dikhususkan bagi anak perempuan, biasanya lebih ke arah romantis, hubungan dan interaksi antar tokoh, serta minim terjadi perkelahian atau peperangan. Hingga saat ini telah berkembang berbagai genre manga sehingga para pecinta manga memiliki banyak pilihan dalam membaca manga favoritnya.


Sumber:
Buku: Gravett, Paul. (2004). Manga, 60 Years of Japanese Comics, London: Laurence King Publishing Ltd